Dari Langit ke Bumi “Kisah Ajaib Besi”
“Allah menciptakan bintang untuk 3 hal: Allah jadikan penghias langit, sebagai pelempar Syaitan, dan sebagai tanda alam untuk petunjuk arah. Maka siapa yang menggali tentang bintang, selain 3 hal tersebut, dia keliru menyia-nyiakan jatahnya, dan membebanu diri dengan sesuatu yang sama sekali dia tidak memiliki modal ilmu tentangnya.” (HR. Bukhari dalam shahihnya secara Muallaq, 4/107).
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar Syaitan, dan kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.”
“Sesungguhnya Aku telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Aku telah menghias langit itu bagi orang-orang yang memandang(nya), Aku menjaganya dari setiap Syaitan yang terkutuk, kecuali Syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengan (dari Malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.”
“Sesungguhnya Kami telah mencoba mengetahui (rahasi) langit, maka Kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya Kami dahulu dapat menduduki beberpa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetai sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan seperti itu tentu akan menjumpai panah api yang mengintai untuk membakarnya.
Meteorit
“Allah katakan ‘turunkan’. Berarti elemen besi asal mulanya tidak dari dalam atau permukaan bumi. Melainkan dari langit.”
”Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.” Alquran Surat Al-Hadiid (57) ayat 25.
Penjelasan Ilmiah Tentang Besi
Asal mula Kerajaan Rahampu’u (Matano) dimulai saat Lamatulia turun dari kayangan ke dunia (Bumi). Lamatulia turun di Rahampu’u tepatnya di mata air yang dinamakan Laa Laa. Pada mata air tersebut terdapat sebuah batu berbentuk bulan sabit, disiulah untuk pertama kalinya Lamatulia menginjakkan khaki di bumi dan disebut nenek dari Mokole Rahampu’u Matano.
asset-a.grid
Astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar. Logam berat di alam semesta dibuat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang raksasa.
Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan dalam bintang-bintang yang jauh lebih besar dari matahari, yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat.
Ketika jumlah besi telah melampaui batas tertentu dalam sebuah bintang, bintang tersebut tidak mampu lagi menanggungnya, dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut “nova” atau “supernova”. Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa.
Seorang ilmuwan terkenal yang menjadi pembicara dalam seminar ‘Mukjizat Ilmiah al-Qur’an al-Karim,’ DR Strogh juga mengatakan hal senada. Ia telah melakukan berbagai penelitian terhadap sejumlah barang tambang bumi dan sejumlah penelitian laboratorium. Namun hanya satu jenis barang tambang yang sangat membingungkan para ilmuan, yaitu besi.
“Dari sisi kapasitasnya, besi memiliki bentuk (struktur) yang unik. Agar elektron-elektron dan nitron-nitron dapat menyatu dalam unsur besi maka ia butuh energi yang luar biasa mencapai 4 kali lebih besar dari total energi yang ada di planet matahari kita.”
Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di bumi melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan “diturunkan ke bumi”, persis seperti dinyatakan dalam ayat Alquran.
Karakter selanjutnya berhubungan dengan elemen kimia dalam tabel periodik. Kita tidak mungkin menafsirkan Surat Besi tanpa “membedah” elemen kimia besi berikut karakterisistiknya, yang berhubungan dengan kata al- hadid. Tanpa mengenal sifat¬sifat besi, pembaca tidak akan mengetahui “keindahan” Surat Besi ini, yang diletakkan pada nomor 57.
Secara alamiah unsur besi mempunyai 4 isotop, yaitu 54, 56, 57 dan 58. Yang stabil ada 3, yaitu 56, 57 dan 58. Dari ketiganya Isotop 57 adalah satu-satunya yang punya nuclear spin. Uniknya ini sesuai dengan urutan surat Al Hadid (besi) yang merupakan surat ke-57.
Kata “besi” dalam al-Qur’an disebut 9 kali dalam 6 ayat yang berbeda. Barangkali salah satu keterangan yang menarik dari hal yang menarik lainnya adalah keterangan yang berhubungan dengan “rahasia” Dzulkarnain pada Surat al-Kahfi (18:96), yang berarti “gua”.
Ayat tersebut berkisah tentang “pintu besi” yang dibangun oleh Dzulkarnain “di antara kedua puncak gunung”. Suatu saat akan hancur, ketika kiamat telah dekat.
Alquran tidak hanya menjelaskan dari mana besi berasal, namun juga bagaimana cara mengolah besi itu sendiri. Allah SWT berfirman dalan QS Al Kahfi : 96 dan Saba : 10 :
“Berilah aku potongan-potongan besi. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain, ‘Tiuplah (api itu). Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api ‘, dia pun berkata,’ Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu” QS Al-Khafi ayat 96
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan ke pada Nabi Daud limpah kurnia dari Kami. (Kami berfirman), Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud, dan Kami telah melunakkan besi untuknya.” QS Saba ‘(Kaum Saba) ayat 10
Salah satu teknik mengolah besi ialah besi dipanaskan hingga mendidih atau menjadi bara lalu baru dibentuk sesuai keinginan. Lagi-lagi proses ini 100 % persis dengan apa yang disebutkan dalam Alquran. Uniknya, Alquran menjelaskan bahwa cara ini sudah dipakai berabad- abad jauh sebelum era sains modern seperti sekarang ini. Proses pengolahan besi sekarang lebih modern, melalui proses peleburan bijih besi, pembakaran, proses tuang, cor, tempa, dan lainnya.


